Selasa, 24 Mei 2011

National Education Day (Q&A) (Parents side)

Q : Apa pendapat anda tentang pendidikan nasional di generasi sekarang?
A : Pendidikan nasional generasi sekarang telah mengurangi aspek-aspek humanisme dan kebangsaan. Sehingga pendidikan berkarakter harus lebih dipertajam lagi.

Q : Siapakah sebenarnya tokoh-tokoh dibalik tanggung jawab pendidikan anak-anak bangsa?
A : Tokoh masyarakat, Kemdiknas sebagai regulator dan fasilitator, dan para pendidik.

Q : Kapan sebaiknya anak-anak yang masih belum terlalu menyadari adanya teknologi canggih diperkenalkan pada teknologi zaman sekarang? Contohnya saja anak-anak yang ada di pedalaman?
A : Ketika anak bangsa ini selalu ingin tahu tentang sesuatu, diperlukan teknologi (IT) untuk menjawab keingintahuan tersebut.

Q : Mengapa banyak anak-anak yang kurang mampu masih saja tidak bisa bersekolah?
A : Karena tanggung jawab pemerintah sebagai pengemban amanat belum menyentuh pendidikan kaum kurang mampu. Padahal sudah diamanatkan oleh undang-undang. Lalu, kepedulian masyarakat madani kurang begitu bagus terhadap motivasi pendidikan orang kurang mampu.

Q : Bagaimana cara mengatasi anak-anak yang kurang mampu untuk bisa bersekolah JIKA saja bantuan pemerintah tersebut belum menyentuh anak-anak kurang mampu tersebut?
A : Pertama, diselenggarakannya sekolah-sekolah informal (homeschooling), kedua, mendatangkan parah penyuluh pendidikan ke daerah-daerah kurang mampu tentang perlunya pendidikan, ketiga, merubah cara berpikir keluarga dan lingkungan kurang mampu untuk lebih terbuka terhadap masa depan dan perubahan zaman.

Questions from me
Answers by my parents

Journey to Yogyakarta

Halooo..sudah lama saya tidak posting apapun. Mungkin postingan kali ini saya mau nyeritain dikit tentang perjalanan saya bersama angkatan saya dalam study tour menuju Yogyakarta. Dimulai dari ngumpul dulu di sekolah sekitar jam 2 siang, apel (sumpah panas banget waktu itu =A=;;;) lalu langsung nyeret koper ke arah bis-bis diparkir.Jengjeng ternyata saya dapet bis D. Dengan 3 guru pendamping (padahal bis lain cuma 1 atau 2 =A=;;).

Perjalanan kami dimulai dengan dadah dadah sama orang tua-orang tua yang nongkrong di samping bis. Bis-bisa langsung menuju tol dan terus berjalan sampai sekitar waktu Ashar, berhenti di rest area buat ishoma. Terus begitu sampai di Wonosobo sekitar waktu subuh, rencananya sih mau ngeliat sunrise di Dieng, tapi berhubung kita telat dan disana sedang hujan, batal deh ;__;
Di Dieng, rombongan angkatan saya dibawa ngeliat liat candi-candi, kawah putih dan telaga warna. Selesai sekitar sore harinya dan kami dibawa ke candi Borobudur. lalu malamnya didrop di hotel (saya lupa nama hotelnya apa =A=a).

Esoknya angkatan saya dibawa ke UGM untuk melihat-lihat. Kelas-kelas IPS menuju fakultas hukum dan ekonomi, tapi karena waktunya mepet, kelas saya hanya kebagian fakultas hukumnya saja. Perjalanan dilanjutkan menuju keraton, setelah melihat-lihat, kami diberi waktu untuk belanja di Malioboro sampai jam 6 sore.
Naaaaaah...disini nih gak enaknya, untuk adek-adek kelas yang (kalau) nanti study tournya ke Yogya atau anda yang sedang baca, dan kalian di drop di keraton buat belanja, JANGAN PERNAH naik becak di sekitar keraton. Abang becaknya mengembel embelkan kita buat diantar ke pusatnya batik,dagadu dan bakpia dengan harga 5000 (yak 5 ribu saudara-saudara) pergi-pulang! Emang sangat tidak mungkin kita menemukan tukang becak murah harga seperti ini di ibukota. Emang jago banget deh itu para tukang becak ngerayunya, kalau kita bilang ke abangnya agar mengayuh becak ke daerah Malioboro, si abang dengan manisnya bilang "wah neng, malioboro bukanya setelah jam 6", kecewa, akhirnya kami murid-murid yang tak tahu apa-apa (halah) sepakat untuk berkonvoy naik becak ke pusat batik dan lainnya yang sang abang tadi sebutkan.

Dan pas sampe, emang banyak murid-murid yang udah 'kena' yang lagi belanja. Dan ternyata harga-harga barang (yang sang abang becak bilangnya 'murah') mahal dan emang rada bukan standar kantong pelajar. Seakan kita dipaksa buat beli barang disitu sama sang abang (yang notabene abang-abang becak dan para pedagang disitu kerjasama). Jadilah banyak yang ga enak sama si abang yang udah mau nganter bolak balik dengan lima ribu perak. Untungnya sih saya ga beli macem-macem, hanya sepelintir kemeja batik dan sekotak bakpia buat dimakan rame-rame. Sampe di keraton lagi yang emang sepi karena banyak anak yang lagi belanja (saya dan teman saya patungan buat bayar si abang becak dengan harga 10 ribu dan sangat saya sesali setelah tahu kenyatannya =A=) kami menuju bis dan ketemu sama guru-guru pendamping yang lagi makan bakpia. Kira-kira beginilah percakapan pembongkar penipuan.

Guru : "Hei, kalian naik becak dari sini ya? pasti diajak muter-muter sama abangnya, hahaha"

Murid : "Kok tau pak? kata abangnya Malioboro belum buka pak jam segini"

Guru : "*makin kenceng ketawa* kalian itu dibohongin, Malioboro itu bukanya ga serempak kayak air hujan"

Murid : "Maksudnya? *mulai merasa dibodohi*"

Guru : "Malioboro itu pedagangnya emang sendiri-sendiri bukanya, sekarang mah udah buka, kalian tadi ditipu tau"

Murid : "Jadi Malioboro udah buka pak? tau darimana?"

Guru : "Bapak kan abis dari situ...*uncang uncang kaki*"

Murid : "Kok bapak ga bilang sama kita? OAO;;;"

Guru : " Kalian terlanjur pergi sih..."

Murid : "...."

Akhirnya kami jalan kaki ke Malioboro, ogah minta jasa sama para tukang becak lagi. Malioboro jauh lebih murah dibanding tempat yang sang abang becak antarkan tadi. Belanja lumayan banyak dan kami kembali ke hotel.

Esoknya adalah hari terakhir. Kami dibawa ke Kaliurang. Para guru (yang kayaknya emang sengaja ga ngasih tau bahwa kami akan mendaki gunung hari itu) hanya tertawa ngelihat kami (terutama ngelihat murid cewek) yang pada dasarnya emang ga siap buat daki gunung. Dengan sepatu flat atau sendal jepit kita disuruh naik gunung bo'. Sumpah, saya mengira kita bakal main-main di air terjun atau semacamnya, ternyata kami bertemu dengan segumpelan tanah dan pohon-pohon tumbang bekas letusan Gunung Merapi.

Well, pendakiannya yang emang lumayan susah (dengan sendal) dan diikuti monyet-monyet (disana banyak monyet lhooo) semua terbayarkan saat berada di puncaknya. Ohoho...saking indah dan menakutkannya, saya sampe bingung buat ngedeskripsiin. Anda bisa lihat sendiri kok ohoho.

Capek dan lapar setelah mendaki gunung, kami makan dan menuju perjalanan ke Jakarta.
Sekitar pukul 8 pagi, kami sampai di halaman sekolah tercinta.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya share, berhubung saya udah mumet dan banyak tugas, well sampai disini dulu mungkin.

Terima kasih bagi yang sudah membaca dan bacalah ini bagi yang belum membaca. Ohoho.